Selasa, 27 September 2016

Ketika SI gagal, kemungkinan masalahnya terdapat pada Arsitektur IT

Sistem Informasi Eksekutif / EIS adalah salah satu jenis manajemen sistem informasi untuk memudahkan dan mendukung keterangan dan pembuatan keputusan yang dibutuhkan eksekutif senior sesuai kebutuhannya dengan menyediakan kemudahan akses terhadap informasi baik dari dalam maupun dari luar yang relevan dengan tujuan organisasi. Nilai dari EIS dikatakan bagus jikalau kualitas datanya juga baik, namun ada masalah seperti hanya setengah dari data yang relevan dan tidak semua data yang relevan tersedia saat para eksekutif membutuhkannya.
Data juga diperlukan standarisasi agar bisa dimodifikasi sesuai kebutuhan para eksekutif dan dibandingkan dengan performa dari unit bisnis strategis dalam hal produk line dan operasi bisnis.Manajemen tidak mbisa mendapatkan kepercayaan dari performa perusahaan secara keseluruhan dan tidak bisa tahu untuk pasti produk mana yang menguntungkan. Dua alasan untuk kesalahan EIS itu yakni Arsitektur IT yang dirancang untuk penyesuaian laporan dan tampilan antar muka yang rumit. Solusinya yakni dengan merancang arsitektur IT yang telah distandarisasi yang sifatnya mendorong, mudah di modifikasi, efisien, dan efektif.

Sumber : http://www.cvev.org/executive-information-systems-eis.html
Pertanyaan :

1. Masalah apa yang dihadapi para eksekutif dengan EIS ?
Data yang diterima para eksekutif hanya 50% dari data yang ada adalah yang relevan dan tidak semua data yang relevan tersedia ketika mereka ingin menggunakannya. Format data yang harus terstandarisasi agar bisa dibandingkan dengan Unit bisnis strategis dalam hal produk line dan operasi bisnis. Akibatnya para eksekutif ragu atau tidak mengambil data untuk menjalankan DSS karena keakuratan data diragukan.

2. Apa 2 alasan dari masalah EIS tersebut ?
   a. Arsitektur IT yang tidak rancang untuk penyesuaian laporan
Arsitektur IT yang di desain dengan dasar akutansi akan susah digunakan oleh bagian lain seperti yang bukan merupakan bagian keuangan. Akibatnya data akan tidak konsisten dan para eksekutif akan mempertanyakan keandalan dari data yang mendasarinya. Para eksekutif tidak akan menggunakan data tersebut karena tingkat keakuratannya di ragukan.

   b. Tampilan antarmuka yang rumit
Para eksekutif akan susah menggunakan data karena data menggunakan indikator kunci perfoma (KPI's). Data akan bercampur aduk pada layar sehingga para IT harus mengekstrak data yang berkaitan dengan KPI dan melakukan analisis yang para eksekutif inginkan. Akibatnya terjadi waktu proses penundaan dan penaikkan biaya pelaporan

3. Bagaimana cara CIO meningkatkan EIS ?
CIO harus membuat arsitektur IT yang baru dengan format data yang terstandarisasi dengan upya data akan akurat untuk kebutuhan DSS dan penggunaan lain. Arsitektur yang baru perlu di desain dan diimplementasikan sesuai dengan arsitektur yang terkini. Format-format data yang telah distandarisasi sesuai dengan perusahaan akan menghapus data yang tidak konsisten dan menyediakan data KPI yang dapat diandalkan.

4. Apa manfaat dari arsitektur IT yang baru ?
Dengan penerapan arsitektur IT yang baru, perfoma dari Sistem Informasi yang ada pada perusahaan akan jauh lebih baik dan akurat dengan dukungan sistem yang terkini. Manfaat lainnya seperti dapat dengan mudah memodifikasi data, menghapus analisis ad hoc yang mahal dan memakan waktu, dan data akan konsisten. Jumlah sumber IT diperlukan menjadi lebih sedikit dan EIS yang digunakan para eksekutif akan meningkat secara signifikan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar